ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE KUADRAT
Analysing the Vegetation With Quadrate
Methode
Purnamasari, Widia/H712160711,
Abdillah, Muhibbudin2
Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel, Jalan Ahmad Yani No.117, Surabaya, (031)8410298
e-mail korespondensi: widiapurnamasari31@gmail.com
ABSTRAK
Praktikum
yang berjudul “Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat” bertujuan untuk
menerapkan metode kuadrat untuk menghitung dan menganalisis keanekaragaman
vegetasi di suatu area sampel. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20
Mei 2017 pukul 07.45 WIB di Lahan UIN Sunan Ampel Rungkut, Gunung Anyar. Alat yang digunakan adalah plot. Dari praktikum ini
diketahui metode tersebut dapat
digunakan untuk menghitung dan menganalisis keanekaragaman vegetasi di suatu
area.
Kata Kunci: analisis vegetasi, metode kuadrat, plot, ekologi
Vegetasi merupakan kumpulan
tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama
pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan
suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis(Marsono, 1997). Analisis
vegetasi merupakan cara untuk mempelajari susunan(komposisi jenis) dan
bentuk(struktur) vegetasi atau tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang
luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, dengan
kata lain kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili
keseluruhan area di wilayah tersebut. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk
pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan
indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis
vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan (Nurrahman, Suhara dan Rita, 2012).
Metode kuadrat pada umumnya
dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian.
Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi,
dominansi pohon dan menaksir volumenya(Simanung, 2009). Dalam pengambilan
contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus dipertimbangkan dan
diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang diperoleh dari sampel.
Keempat sifat itu adalah ukuran petak, bentuk petak, jumlah petak dan cara
meletakkan petak di lapangan(Dedy, 2010). Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan
metode ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien
ketidaksamaan(Marsono, 1987). Variasi dalam releve merupakan dasar untuk
mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh releve vegetasi dalam
bentuk model geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan rnempunyai
posisi yang saling berdekatan, sedangkan releve yang berbeda akan saling
berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk menghubungkan pola sebaran jenis
jenis dengan perubahan faktor lingkungan (Simanung, 2009).
METODE
Lokasi
Studi
Praktikum
metode kuadrat ini dilaksanakan di Lahan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya yang berlokasi di Gunung Anyar, Rungkut, Surabaya.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum metode kuadrat ini adalah bolpoin,
buku tulis dan plot.
Cara
Kerja
Metode
kerja yang digunakan dalam praktikum metode kuadrat adalah sebagai berikut :
1.
Menyebarkan 2 kuadrat ukuran 1m2
secara acak di suatu vegetasi tertentu.
2.
Melakukan analisis vegetasi
berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi.
3.
Melakukan perhitungan untuk
mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap pertumbuhan.
4.
Melanjutkan perhitungan untuk
mencari harga nilai penting dari setiap jenis tumbuhan.
5.
Menyusun harga nilai penting yang
sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai
pentingnya tinggi diletakkan paling atas.
6.
Memberi nama vegetasi yang telah
digunakan berdasarkan spesies yang memiliki nilai penting terbesar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali
ini membahas tentang metode kuadrat yang menggunakan plot sebagai alat untuk
menentukan wilayah sampling.
Gambar 1. Penentuan plot kuadrat 1
(Sumber: kelompok 1, 2017)
Setelah ditentukan area samplingnya, kemudian melakukan
analisis vegetasi di dalam plot tersebut, dengan cara mengamati dan menghitung
jumlah setiap spesies-spesies tanaman yang tumbuh dalam plot tersebut.
Gambar 2. Menganalisis
vegetasi yang tumbuh dalam
plot 1 (Sumber: kelompok 1, 2017)
Setelah
menganalisis vegetasi yang berada dalam plot kuadrat 1, kemudian mencari
kembali area sampling berikutnya hingga menemukan titik jenuh dari
spesies-spesies yang ditemukan. Titik jenuh ini terjadi ketika dimana tidak ada
lagi spesies tanaman baru yang ditemukan.
Gambar 3. Penentuan plot kuadrat 2
(Sumber : kelompok 1, 2017)
Gambar 4. Menganalisis vegetasi yang tumbuh dalam
plot (Sumber : kelompok 1,
2017)
Pada kedua plot kuadrat I dan plot kuadrat II yang
berukuran 1x1m2, kelompok
kami menemukan 8 macam spesies tanaman diantaranya yaitu Leersia hexandra Sw, Colocasia
esculenta L., Agreratum conyzaides,
Simbuan, Chupnea ignea, Phyllanthus reticulatus Poir., Cyperus rotundus dan Leptochloa chinensis. Pada plot kuadrat
II ditemukan kembali spesies Leersia
hexandra Sw sedangkan spesies-spesies baru sudah jarang ditemukan.
Setelah menemukan titik jenuh spesies tumbuhan di suatu
area sampling, kemudian menghitung nilai indeks penting setiap spesies tumbuhan
yang ditemukan. Untuk mencari nilai indeks penting suatu spesies tumbuhan, maka
harus mengetahui kerapatan jenis,
frekuensi jenis, dominansi jenis, kerapatan relatif, frekuensi relatif dan
dominansi relatif. Untuk mencari hal-hal tersebut, dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
1.
Kerapatan
jenis = (1)
2.
Frekuensi
jenis = (2)
3.
Dominansi jenis
= (3)
4.
Kerapatan
relatif = x100%(4)
5.
Frekuensi
relatif = x100%(5)
6. Dominansi relatif = x100%(6)
Rumus-rumus
tersebut sangat berguna untuk teknik analisis data vegetasi dalam metode
kuadrat (Ketut et al., 2009). Dari hasil nilai indeks penting tersebut dapat
diketahui jenis vegetasi yang paling dominan dan menimbulkan titik jenuh dari
area lahan tersebut.
Untuk mempermudah perhitungan nilai indeks penting setiap jenis tumbuhan
maka dalam penulisannya dapat digunakan tabel seperti berikut.
Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Vegetasi Metode Kuadrat
No
|
Spesies
|
n
|
ƩBA
|
N
|
NR
|
F
|
FR
|
Dom
|
DomR
|
INP
|
H’
|
1
|
Leersia hexandra
Sw
|
410
|
115,866
|
205
|
0,3901
|
2
|
0,1818
|
57,933
|
0,8171
|
1,389
|
0,159
|
2
|
Colocasia
esculenta L.
|
12
|
6,0288
|
6
|
0,0114
|
1
|
0,0909
|
3,0144
|
0,04252
|
0,1448
|
0,021
|
3
|
Agreratum
conyzaides
|
6
|
0,1884
|
3
|
0,0057
|
1
|
0,0909
|
0,0942
|
0,0013
|
0,0979
|
0,012
|
4
|
Simbuan
|
24
|
0,7536
|
12
|
0,0228
|
1
|
0,0909
|
0,3768
|
0,0053
|
0,119
|
0,037
|
5
|
Chupnea ignea
|
4
|
0,2826
|
2
|
0,0038
|
1
|
0,0909
|
0,1413
|
0,002
|
0,0967
|
0,0095
|
6
|
Phyllanthus
reticulatus Poir.
|
1
|
0,0314
|
0,5
|
0,0009
|
1
|
0,0909
|
0,0157
|
0,0001
|
0,092
|
0,0028
|
7
|
Cyperus rotundus
|
48
|
1,5072
|
24
|
0,0456
|
2
|
0,8818
|
0,7536
|
0,0106
|
0,218
|
0,0612
|
8
|
Leptochloa
chinensis
|
546
|
17,144
|
273
|
0,5195
|
2
|
0,1818
|
8,5722
|
0,1209
|
0,8212
|
0,1478
|
Ʃ
|
1051
|
|
525,5
|
|
11
|
|
70,903
|
|
|
|
PENUTUP
Metode kuadrat
merupakan metode
yang digunakan untuk menganalisis vegetasi di suatu
wilayah. Metode ini
merupakan metode termudah dan tidak membutuhkan banyak
biaya serta efisien. Metode ini dilakukan dengan cara menentukan secara acak
suatu area untuk dijadikan sampling penelitian dan kemudian dianalisis
vegetas-vegetasi yang tumbuh di dalam plot tersebut.
(6) Simanung M. (2009). Ekologi Hutan
Indonesia. Bogor: IPB press.
(1)
Dedy M.A. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Rosda.
(2) Ketut S., Ella D.N.P.&
Krisna D.N.L.G. (2009). Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot Yang
Dibuat Dalam Bentuk Lingkaran Di Kebun Raya Eka Karya Bali. Jurnal Vegetasi, 2(1), 1-6.
(3) Marsono D. (1987). Deskripsi Vegetasi Dan Tipe-Tipe
Vegetasi Tropika. Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM.
(4) Marsono D. (1997). Deskripsi Vegetasi Dan Tipe-Tipe Vegetasi
Tropika Cetakan Kedua. Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM.
(5) Nurrahman Y.A., Suhara D.O.& Rita R. (2012). Struktur Dan Komposisi
Vegetasi Mangrove Di Pesisir Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten
Bengkayang Kalimantan Barat. Jurnal
Perikanan dan Kelautan, 3(1), 99-107.