Rabu, 31 Mei 2017

ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE KUADRAT
Analysing the Vegetation With Quadrate Methode

Purnamasari, Widia/H712160711, Abdillah, Muhibbudin2
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jalan Ahmad Yani No.117, Surabaya, (031)8410298
e-mail korespondensi: widiapurnamasari31@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat” bertujuan untuk menerapkan metode kuadrat untuk menghitung dan menganalisis keanekaragaman vegetasi di suatu area sampel. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Mei 2017 pukul 07.45 WIB di Lahan UIN Sunan Ampel Rungkut, Gunung Anyar. Alat  yang digunakan adalah plot. Dari praktikum ini diketahui metode  tersebut dapat digunakan untuk menghitung dan menganalisis keanekaragaman vegetasi di suatu area.
Kata Kunci: analisis vegetasi, metode kuadrat, plot, ekologi




PENDAHULUAN
           


            Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.  Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis(Marsono, 1997). Analisis vegetasi merupakan cara untuk mempelajari susunan(komposisi jenis) dan bentuk(struktur) vegetasi atau tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, dengan kata lain kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili keseluruhan area di wilayah tersebut. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Nurrahman, Suhara dan Rita, 2012).
            Metode kuadrat pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya(Simanung, 2009). Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang diperoleh dari sampel. Keempat sifat itu adalah ukuran petak, bentuk petak, jumlah petak dan cara meletakkan petak di lapangan(Dedy, 2010). Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien ketidaksamaan(Marsono, 1987). Variasi dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh releve vegetasi dalam bentuk model geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan rnempunyai posisi yang saling berdekatan, sedangkan releve yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk menghubungkan pola sebaran jenis jenis dengan perubahan faktor lingkungan (Simanung, 2009). 
           
METODE
Lokasi Studi
Praktikum metode kuadrat ini dilaksanakan di Lahan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang berlokasi di Gunung Anyar, Rungkut, Surabaya.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum metode kuadrat ini adalah bolpoin, buku tulis dan plot.

Cara Kerja
Metode kerja yang digunakan dalam praktikum metode kuadrat adalah sebagai berikut :
1.    Menyebarkan 2 kuadrat ukuran 1m2 secara acak di suatu vegetasi tertentu.
2.    Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi.
3.    Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap pertumbuhan.
4.    Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis tumbuhan.
5.    Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tinggi diletakkan paling atas.
6.    Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan spesies yang memiliki nilai penting terbesar.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini membahas tentang metode kuadrat yang menggunakan plot sebagai alat untuk menentukan wilayah sampling.
    Gambar 1. Penentuan plot kuadrat 1
                      (Sumber: kelompok 1, 2017)

Setelah ditentukan area samplingnya, kemudian melakukan analisis vegetasi di dalam plot tersebut, dengan cara mengamati dan menghitung jumlah setiap spesies-spesies tanaman yang tumbuh dalam plot tersebut.
Gambar 2. Menganalisis vegetasi yang tumbuh dalam
                  plot 1 (Sumber: kelompok 1, 2017)

Setelah menganalisis vegetasi yang berada dalam plot kuadrat 1, kemudian mencari kembali area sampling berikutnya hingga menemukan titik jenuh dari spesies-spesies yang ditemukan. Titik jenuh ini terjadi ketika dimana tidak ada lagi spesies tanaman baru yang ditemukan.








 








    Gambar 3. Penentuan plot kuadrat 2
  (Sumber : kelompok 1, 2017)

   Gambar 4. Menganalisis vegetasi yang tumbuh dalam 
                  plot (Sumber : kelompok 1, 2017)


Pada kedua plot kuadrat I dan plot kuadrat II yang berukuran 1x1m2,  kelompok kami menemukan 8 macam spesies tanaman diantaranya yaitu Leersia hexandra Sw, Colocasia esculenta L., Agreratum conyzaides, Simbuan, Chupnea ignea, Phyllanthus reticulatus Poir., Cyperus rotundus dan Leptochloa chinensis. Pada plot kuadrat II ditemukan kembali spesies Leersia hexandra Sw sedangkan spesies-spesies baru sudah jarang ditemukan.
Setelah menemukan titik jenuh spesies tumbuhan di suatu area sampling, kemudian menghitung nilai indeks penting setiap spesies tumbuhan yang ditemukan. Untuk mencari nilai indeks penting suatu spesies tumbuhan, maka  harus mengetahui kerapatan jenis, frekuensi jenis, dominansi jenis, kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif. Untuk mencari hal-hal tersebut, dapat digunakan rumus sebagai berikut :
1.    Kerapatan jenis = (1)
2.    Frekuensi jenis =   (2)
3.    Dominansi jenis =  (3)

4.    Kerapatan relatif = x100%(4)

5.    Frekuensi relatif = x100%(5)

   6. Dominansi relatif = x100%(6)
























   Rumus-rumus tersebut sangat berguna untuk teknik analisis data vegetasi dalam metode kuadrat (Ketut et al., 2009). Dari hasil nilai indeks penting tersebut dapat diketahui jenis vegetasi yang paling dominan dan menimbulkan titik jenuh dari area lahan tersebut.

Untuk mempermudah perhitungan nilai indeks penting setiap jenis tumbuhan maka dalam penulisannya dapat digunakan tabel seperti berikut.






Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Vegetasi Metode Kuadrat
No
Spesies
n
ƩBA
N
NR
F
FR
Dom
DomR
INP
H’
1
Leersia hexandra Sw
410
115,866
205
0,3901
2
0,1818
57,933
0,8171
1,389
0,159
2
Colocasia esculenta L.
12
6,0288
6
0,0114
1
0,0909
3,0144
0,04252
0,1448
0,021
3
Agreratum conyzaides
6
0,1884
3
0,0057
1
0,0909
0,0942
0,0013
0,0979
0,012
4
Simbuan
24
0,7536
12
0,0228
1
0,0909
0,3768
0,0053
0,119
0,037
5
Chupnea ignea
4
0,2826
2
0,0038
1
0,0909
0,1413
0,002
0,0967
0,0095
6
Phyllanthus reticulatus Poir.
1
0,0314
0,5
0,0009
1
0,0909
0,0157
0,0001
0,092
0,0028
7
Cyperus rotundus
48
1,5072
24
0,0456
2
0,8818
0,7536
0,0106
0,218
0,0612
8
Leptochloa chinensis
546
17,144
273
0,5195
2
0,1818
8,5722
0,1209
0,8212
0,1478
             
Ʃ

1051

525,5

11

70,903
























PENUTUP

Metode kuadrat merupakan metode
yang digunakan untuk menganalisis vegetasi di suatu wilayah. Metode ini
merupakan metode termudah dan tidak membutuhkan banyak biaya serta efisien. Metode ini dilakukan dengan cara menentukan secara acak suatu area untuk dijadikan sampling penelitian dan kemudian dianalisis vegetas-vegetasi yang tumbuh di dalam plot tersebut.


(6) Simanung M. (2009). Ekologi Hutan  
     Indonesia. Bogor: IPB press.











DAFTAR RUJUKAN



(1)     Dedy M.A. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rosda.

(2)     Ketut S., Ella D.N.P.& Krisna D.N.L.G. (2009). Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot Yang Dibuat Dalam Bentuk Lingkaran Di Kebun Raya Eka Karya Bali. Jurnal Vegetasi, 2(1), 1-6.

(3)  Marsono D. (1987). Deskripsi Vegetasi  Dan Tipe-Tipe Vegetasi Tropika. Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM.

(4)  Marsono D. (1997). Deskripsi Vegetasi Dan Tipe-Tipe Vegetasi Tropika Cetakan Kedua. Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM.


(5) Nurrahman Y.A., Suhara D.O.& Rita R. (2012). Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pesisir Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(1), 99-107.